PENGERTIAN DAN HAKIKAT OUTBOUND
Outbound adalah suatu metode pembelajaran yang dirancang untuk pengembangan diri dan kelompok, melalui pembentukan keterbukaan, toleransi, kebersamaan, kepekaan terhadap rasa kebutuhan dan harapan kelompok / orang lain, dengan memanfaatkan alam sebagai media atau sarana belajar.
Menurut Lamury (2003), hakikat outbound adalah pada saat seseorang meninggalkan kenyamanan rumah tangga/tempat kerja yang dikenal, ke tempat asing dengan mcmpertaruhkan diri dalam berbagai resiko, maka ia telah melakukan outbound. Pada saat seseorang mengganti cara berpikir dan cara mengcrjakan sesuatu untuk men-dapatkan sesuatu yang baru, yang dengan sendirinya juga bukan tanpa resiko, berarti ia juga telah ber-outbound. Outbound bukan hanya berlangsung pada saat seseorang mengikuti pendidikan dan pelatihan, kapan saja kita mempertaruhkan kenyamanan dan kemapanan yang kita miliki untuk mengejar sesuatu yang baru, dengan sendirinya mengandung resiko, maka berarti telah ber-outbound.
SEJARAH OUTBOUND
Proses mencari pengalaman melalui kegiatan alam terbuka sudah ada sejak jaman Yunani kuno. Menurut Ancok (2002), pendidikan melalui kegiatan alam terbuka ini mulai dilakukan pada tahun 1821 saat didirikan Round Hill School. Secara sistematik pendidikan melalui kegiatanoutbound dimulai pada tahun 1941 di Inggris. Lembaga pendidikan outbound pertama ini dibangun oleh Kurt Hahn, seorang pendidik berkebangsaan Jerman yang bekerjasama dengan seorang pedagang Inggris bernamaLawrence Holt. Kedua orang ini membangun pendidikan berdasarkan petualangan (adventured based education).Pendidikan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran di kalangan muda bahwa tindakan yang dilakukan selama pendidikan membawa konsekuensi dan menumbuhkan rasa kebersamaan dan kasih sayang pada orang lain.
Sukses dari lembaga pendidikan tersebut membuat banyak lembaga pendidikan sejenis dibangun di berbagai negara antara lain di Inggris, Eropa, Afrika, Asia dan Australia. Begitu pula di Indonesia, lembaga-lembaga pendidikan manajemen telah banyak menggunakan metode outbounddalam mengajarkan konsep manajemen.
Metode outbound juga telah digunakan untuk kepentingan terapi kejiwaan, meningkatkan konsep diri anak nakal, pecandu narkotika, dan kesulitan di dalam hubungan sosial dan penggunaan metode outbound saat ini juga sudah merambah ke dalam dunia pendidikan dan pelatihan aparatur (Lamury, 2003).
FILOSOFI OUTBOUND
Filosofi yang dipergunakan dalam pelatihan outboundadalah :
- Manusia perlu belajar dari alam, belajar dari pengalaman nyata, antara lain melalui interaksi dengan alam dan interaksi antar peserta.
- Melepaskan diri dari belenggu rutinitas.
- Eksperimen mengembangkan berbagai macam alternatif pemecahan persoalan/masalah/ game.
- Belajar secara kolektif/bersama memahami perilaku orang lain dan pemahaman yang lebih komprehensif.
TUJUAN OUTBOUND
Secara umum, pelatihan outbound bertujuan untuk :
- Meningkatkan kemampuan bekerjasama, rasa percaya diri, kepekaan terhadap tanggungjawab dan kebutuhan orang lain.
- Menanamkan rasa cinta, solidaritas dan loyalitas terhadap kelompok.
- Meningkatkan kepekaan terhadap kelestarian lingkungan hidup.
- Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dan keyakinan diri anggota akan kemampuan diri untuk siap berperan mencapai visi dan tujuan kelompok secara kreatif.
- Memberikan suasana penyegaran dan memecahkan kekakuan birokrasi.
METODE OUTBOUND
Metode yang dipergunakan dalam pelatihan outboundadalah metode belajar dari pengalaman (Experiential Learning Cycle) dan belajar sambil bekerja (Learning by doing). Konsep outbound dikondisikan dalam suatu tantangan yang menarik dengan kegiatan alam terbuka sebagai media belajar. Tantangan fisik dan mental didesain secara khusus untuk memberikan pengalaman belajar tanpa melampaui kapasitas fisik seseorang.
Melalui kegiatan refleksi peserta dapat memetik makna dari proses pembelajaran, mengarah pada pelaksanaan fungsi manajemen dan manfaat permainan bagi pengembangan kerjasama tim dan pengembangan diri untuk menghadapi tantangan berikutnya.
Menurut Ancok (2002) ada berbagai alasan mengapa metode outbound dipakai sebagai suatu metode belajar, antara lain sebagai berikut :
Metode outbound adalah sebuah simulasi kehidupan komplek menjadi sederhana.
Manusia pada dasarnya dapat memahami kehidupan ini dari alam semesta. Alam semesta adalah sumber kearifan, dan tempat belajar bagi semua orang. Manusia dapat membaca makna kehidupan yang ada di alam semesta ini sebagai media belajar. Bagaimana burung terbang bersama, bagaimana lebah dan semut berbagi tugas, telah memberikan banyak inspirasi bagi pakar manajemen. Banyak teori manajemen yang berkembang dari pengamatan terhadap perilaku binatang di alam semesta.
Salah satu contohnya adalah, bagaimana outbound juga mengembangkan kinerja semut sebagai media belajar dari alam yaitu : peduli, kerjasama, positif dan antusias, komunikatif, inisiatif, disiplin dan bertanggung jawab, rendah hati, komitmen, kreatif dan inovatif, juga produktif.
Disamping itu pemahaman tentang alam dengan segala makna yang terkandung di dalamnya sangat membantu manusia dalam merumuskan perilaku-perilaku positif yang bisa ditirunya. Simulasi penyederhaan akan memudahkan seseorang untuk mengambil makna dari kegiatan yang dilakukannya.
Metode ini menggunakan pendekatan belajar orang dewasa (andragogi) melalui belajar berdasarkan pengalaman (experiential learning cycle)
Metode outbound menggunakan cara yang memberikan sebuah pengalaman langsung kepada peserta pelatihan. Suatu kehidupan organisasi disimulasikan melalui sebuah permainan yang secara langsung dirasakan oleh setiap peserta latihan. Peserta langsung merasakan sukses dan gagal di dalam pelaksanaan sebuah tugas. Kalau terjadi kesuksesan peserta segera tahu perilaku apa yang membuat mereka tim kerja yang sukses. Sebaliknya apabila tim kerja gagal dalam melaksanakan tugas, maka segera semua peserta mengetahui secara langsung perilaku mana yang menyebabkan kegagalan.
Metode ini akan sangat memudahkan pemahaman terhadap sesuatu perilaku manajemen dalam suatu pemecahan masalah organisasi. Seseorang dapat belajar dari pengalaman nyata yang pernah dihadapi. Proses ini berjalan sejak seseorang mulai berpikir, kemudian bertindak. Sejak dari keadaan yang abstrak sampai pada suatu keadaan yang nyata, atau sebaliknya. Siklus tersebut akan memberikan pengayaan bagi seseorang sehingga seseorang dapat menarik pelajaran dari apa yang sudah dikerjakan.
Metode ini penuh dengan kegembiraan karena dilakukan dengan permainan.
Kegiatan outbound banyak sekali menggunakan aktivitas yang mirip dengan permainan. Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa permainan pada dasarnya disukai oleh semua orang. Menurut Eric Berne (dalam Ancok, 2002) dikatakan bahwa dalam diri setiap orang dewasa ada komponen kehidupan sebagai orang tua, sebagai orang dewasa dan sebagai anak.
Komponen diri sebagai orang tua diwujudkan dalam perilaku menasehati orang lain. Komponen pribadi sebagai orang dewasa ditunjukkan di saat seseorang berdialog dengan akal sehat dengan orang lain. Sedangkan komponen pribadi sebagai anak-anak terlihat dari perilaku minta perhatian, kasih sayang, dan perilaku bermain seperti anak-anak.
Aktivitas pelatihan yang berupa permainan berkecenderungan untuk disukai oleh banyak orang. Penyelenggaraan outbound dapat merangsang emosi dan kegembiraan pada diri peserta pelatihan. Bagi kebanyakan orang, belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam suasana menyenangkan.
IMPLIKASI PRAKTIS
Sasaran dari program outbound adalah pengembangan berbagai komponen perilaku untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari. Komponen perilaku yangdiharapkan tumbuh dari pelaksanaan program outboundsecara garis besar mempunyai dua sasaran. Sasaranpertama adalah untuk mengembangkan kemampuan di bidang manajemen organisasi, dan sasaran kedua adalah di bidang pengembangan diri (personal development).
Secara terperinci diuraikan sebagai berikut :
- Mengembangkan kemampuan di bidang manajemen organisasi.
Pengembangan tim (Team Building)
Suatu organisasi adalah institusi sosial, tempat bekerja dalam suatu sistem sosial. Sukses dalam pencapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh kerjasama antar sesama anggota organisasi. Pendekatan organisasi berdasarkan tim kerja menuntut adanya pemberdayaan dan kekompakan kerja. Untuk merubah kebiasaan kerja dari pekerjaan yang sangat individual menjadi kerja tim, diperlukan adanya paradigma baru di dalam menangani pekerjaan. Pola kerja lama yang bekerja terkotak-kotak dalam unit kerja kecil-kecil yang berdiri sendiri-sendiri, birokratis perlu dibongkar dengan pendekatan lintas fungsi. Pendekatan fungsi ini akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas di dalam kegiatan organisasi. Suatu tim yang kompak harus mempunyai visi bersama yang dikembangkan secara bersama. Visi ini akan menjadi pengikat kepentingan bersama dari seluruh anggota tim.
Pengembangan Kepemimpinan (Leadership).
Sukses sebuah organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpinnya dalam menggerakkan seluruh anggota untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin suatu organisasi juga harus mampu menggerakkan bawahannya untuk bekerja dengan motivasi tinggi untuk mewujudkan cita-cita ideal dari organisasi. Seorang pemimpin yang handal harus menjadi pemimpin yang sinergistik. Pemimpin yang sinergistik adalah pemimpin yang mampu memadukan kompetensi individual dari masing-masing anggota, menjadi suatu tim kerja yang bekerja secara terpadu yang mangandalkan kompetensi tim secara sinergik.
Pengembangan Budaya Organisasi (Culture Development)
Budaya organisasi adalah perangkat yang penting dalam meningkatkan kinerja. Sebuah organisasi akan maju apabila didukung oleh budaya organisasi yang kuat. Pengaruh budaya organisasi tersebut ada yang bersifat positif, sebaliknya ada yang bersifat negatif.
Budaya kerja yang perlu dikembangkan agar organisasi dalam jangka panjang dapat memberikan kinerja yang tinggi antara lain :
- Menjadikan organisasi terbaik.
- Nilai kerja yang menganggap setiap orang sebagai individu yang harus difahami dan dihormati.
- Nilai kerja yang mengarah pada kualitas dan pelayanan terbaik.
- Nilai kerja bahwa kebanyakan karyawan harus menjadi inovator, dan memberikan toleransi atas kegagalan karena upaya inovasi.
- Nilai kerja yang menganggap penting informalitas demi meningkatkan komunikasi.
Pengelolaan Perubahan.
Suatu organisasi perlu mengantisipasi perubahan yang terjadi sesuai dengan tuntutan zaman. Apabila organisasi tidak sensitif akan adanya perubahan, maka organisasi tersebut tidak akan memperoleh kemajuan, bahkan akan mengalami kemunduran.
Hal tersebut disebabkan adanya beberapa asumsi antara lain : Pertama, suatu organisasi akan menghadapi banyak kompetitor, dengan membawa produk / pelayanan yang lebih unggul. Kedua,problema masa kini sangat tidak relevan apabila diselesaikan dengan cara atau metode lama, karena masalah sekarang yang sangat berbeda kondisinya dengan kondisi masa lalu. Ketiga, banyak penyesuaian baru yang harus dilakukan agar tidak mengganggu beban kerja manajemen.
Outbound sangat efektif untuk mensimulasikan perilaku yang tidak produktif, yang perlu dirubah menjadi perilaku yang produktif, yang akhirnya akan membawa organisasi pemerintah yang lebih maju dan sukses.
Perencanaan Stratejik
Perencanaan stratejik sebuah organisasi bermula dari kegiatan melakukan penelaahan terhadap faktor peluang dan ancaman yang berada di lingkungan stratejik organisasi.
- Mengembangkan kemampuan di bidang pengembangan diri
Pengembangan diri anggota organisasi sangat dibutuhkan dalam era persaingan dan perubahan yang makin terbuka dewasa ini. Pemimpin dan anggota organisasi dituntut agar selalu mengembangkan diri agar mencapai kemampuan sebagai berikut :
- Berpikir ke depan
- Manajemen Stratejik
- Kepemimpinan
- Hubungan interpersonal
- Komunikasi efektif
- Memotivasi diri dan orang lain
- Pengelolaan diri